Thursday, January 28, 2010

Bagaimana Mensyukuri Nikmat ?


Mensyukuri nikmat berarti mengenalnya sesuai keberadaanya dalam hati melalui cara mengagungkanya dan mengagungkan kebaikan Pemberi nikmat. Ia tidak akan dapat menjadi pengagung nikmat sampai ia antusias terhadapnya. Ia tidak akan antusias dengan nikmat sampai ia mengenali kebutuhanya terhadap nikmat itu. Ia tidak akan memikirkan kebutuhannya akan nikmat kecuali merenungi akibat berbagai persoalan, kecepatan dalam mencapainya, dan tingginya kebutuhan kepada apa yang disuguhkan kepadanya.

Pada saat itu, nikmat dari Allah menjadi besar baginya. Ia pun semakin mengenal anugerah dan kebaikan-Nya kepada dirinya. Lalu, ketika itu, ia ingin mendapat tambahan nikmat.

Poin pentingnya adalah bahwa siapa saja diberi suatu rezeki yang dengannya ia mengharapkan kerelaan Tuhan dan keselamatan dari neraka, maka semakin besar rindu kalbunya kepada Sang Pemberi.

Ia tidak termasuk orang yang mensyukuri semua nikmat dunia jika belum mensyukuri nikmat akhirat. Ia tidak akan mensyukuri apa yang dicintainya sampai ia mensyukuri apa yang Allah cintai. Ia bukanlah orang yang berterima kasih kepada manusia jika tidak pandai bersyukur kepada Allah.

Buku "Tulus Tanpa Batas" oleh Al-Harist Al Muhasibi penerbit Serambi

Iblis


Bagi iblis, tidak ada yang lebih mengagumkan daripada kegelapan, kepekatan, dan padamnya cahaya kalbu. Baginya, tidak ada yang lebih berat daripada cahaya, kebeningan, kebersihan, dan kecemerlangan. Sesungguhnya tempat iblis hanyalah kegelapan. Jika kegelapan tidak ada, maka tiada tempat baginya, dan ia tidak mampu bertahan dalam cahaya dan gemerlapan.

Buku "Tulus Tanpa Batas" oleh Al-Harist Al Muhasibi penerbit Serambi

Edelweis (Anaphalis javanica)


Edelweis (kadang ditulis eidelweis) atau Edelweis Jawa (Javanese edelweiss) juga dikenal sebagai Bunga Abadi yang mempunyai nama latin Anaphalis javanica, adalah tumbuhan endemik zona alpina/montana di berbagai pegunungan tinggi Indonesia. Tumbuhan ini dapat mencapai ketinggian maksimal 8 m dengan batang mencapai sebesar kaki manusia walaupun umumnya tidak melebihi 1 m. Tumbuhan yang bunganya sering dianggap sebagai perlambang cinta, ketulusan, pengorbanan, dan keabadian ini sekarang dikategorikan sebagai tanaman langka.

Edelweis merupakan tumbuhan pelopor bagi tanah vulkanik muda di hutan pegunungan dan mampu mempertahankan kelangsungan hidupnya di atas tanah yang tandus, karena mampu membentuk mikoriza dengan jamur tanah tertentu yang secara efektif memperluas kawasan yang dijangkau oleh akar-akarnya dan meningkatkan efisiensi dalam mencari zat hara. Bunga-bunganya, yang biasanya muncul di antara bulan April dan Agustus, sangat disukai oleh serangga, lebih dari 300 jenis serangga seperti kutu, tirip, kupu-kupu, lalat, tabuhan, dan lebah terlihat mengunjunginya.

Kini Taman Nasional Gunung Gede Pangrango diklaim sebagai tempat perlindungan terakhir bunga abadi ini. Di sini terdapat hamparan bunga edelweis yang tumbuh subur di alun-alun Suryakencana sebuah lapangan seluas 50 hektar di ketinggian 2.750 meter di atas permukaan laut.

http://alamendah.wordpress.com/2009/07/09/edelweis-bunga-abadi/

Elm tree


Elm trees are large and grand shade trees. Elm trees grow well even in the most severe urban situations. The elm tree transplants easily and grows rapidly if conditions are favorable. Healthy elm tree leaves are lustrous dark green in the summer and turning yellow in the fall.
Elm trees grow best in full sun but are tolerant to moderate shade too. They have a great tolerance to soil pH, growing well in the range of 5.5 to 8.0. They are also tolerant of compacted clay soils, well drained sandy soils and most soils in between. They grow best in nutrient rich, moist well drained soils.

http://elmtree.org/

Wednesday, January 27, 2010

Derita Bocah di Jalur Gaza


Korban serangan udara, laut, dan darat ke Jalur Gaza terus bertambah. Gempuran selama hampir dua pekan di Jalur Gaza jelas menyisakan kepedihan mendalam. Selain itu, juga ketakutan, kecemasan, dan trauma pada warga setempat, terutama anak-anak. “Gaza ini wilayah kecil. Jadi, pada saat bom-bom Israel dijatuhkan, kami merasa bom itu seperti jatuh di rumah kami,” kata Shawa, warga setempat yang memiliki tiga anak.

“Aku takut sekali…, seolah-olah kematian terus membayangiku,” ujar Mohammad Ayyad. Bocah 11 tahun yang tinggal tak jauh dari bangunan pemerintah Hamas di kota Gaza ini masih dibayang-bayangi serangan bom Israel ke kawasan itu. Seperti banyak anak lainnya, dia mengalami trauma oleh serangan besar-besaran itu. “Kami mendengar banyak sekali ledakan. Adikku sampai ngompol,” katanya, seperti dikutip AFP.

Jangankan siang hari, malam di sejumlah kawasan di Gaza pun tak membuat nyaman warga setempat. Pasukan Israel kerap melancarkan serangan pada malam hari. “Serangan pada malam hari membuat suasana di sini seperti di neraka,” ujar Sarah Radi, seorang guru berusia 26 tahun. Setiap malam, warga dikejutkan oleh setidaknya 200 ledakan bom tiap jam selama serangan.

Apa yang tengah berlangsung di Gaza, menurut Sarah, adalah pemusnahan warga sipil. “Mereka bilang mau menghancurkan Hamas. Kenyataannya, mereka mau menghabisi warga dan anak-anak Palestina. Apa yang telah dilakukan perempuan dan anak-anak sehingga pasukan Israel memusnahkan rumah mereka?” tanya dia.

Faktanya memang seperti diungkapkan Shawa. Jalur Gaza yang terentang sepanjang sekitar 40 kilometer dan lebar sekitar 10 kilometer itu dihuni kurang lebih 1,5 juta warga. Tingkat kepadatan penduduknya sangat tinggi, mencapai hampir 4.000 orang per kilometer persegi. Hampir separuh penduduknya adalah anak-anak dan remaja di bawah usia 18 tahun.

Para ahli kejiwaan pun mengarahkan perhatian mereka pada anak-anak dan remaja ini. Menurut perkiraan Samir Zaqut, serbuan mutakhir Israel ke Gaza itu akan jadi bayang-bayang mengerikan dan tak terlupakan bagi anak-anak. “Jelas, serangan bom dan peluru kendali Israel itu bisa menyebabkan tekanan pasca-traumatis pada mereka, seperti depresi, insomnia, bahkan kemungkinan besar skizofrenia,” kata psikolog yang bekerja untuk Gaza Community Mental Health Programme, lembaga non-pemerintah yang beroperasi di Gaza, itu.

Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) bidang khusus anak-anak, Unicef, menegaskan bahwa Gaza sekarang menjadi tempat paling berbahaya bagi anak-anak. Sebanyak 53% anak-anak tidak percaya lagi bahwa orangtua mereka bisa melindungi mereka dari kekerasan itu. Malah 93% merasa tidak aman di mana pun mereka berada.

Perang memang membuat anak-anak trauma. Hidup dalam ketakutan, seakan bom berikutnya mengenai rumah mereka. Banyak sekali di antara mereka kini enggan makan. Mereka kehilangan nafsu bermain, jarang bicara, dan memeluk erat orangtua mereka setiap saat. “Mereka dibayangi ketakutan, terutama pada malam hari karena gelap tanpa penerangan listrik,” ujar Sajy Elmaghinni, petugas Unicef di Gaza, seperti dikutip harian Hurriyet.

Belum lagi bila dihitung dampak agresi Israel itu terhadap anak-anak yang mengalami cacat tubuh. Hingga saat ini, belum ada catatan resmi tentang jumlah anak yang anggota tubuhnya harus diamputasi. Di Rumah Sakit Shifa di kota Gaza, terkabar, setiap dokter rata-rata mengamputasi lima hingga 10 pasien setiap hari. “Saya tidak tahu senjata macam apa yang digunakan pasukan Israel. Banyak sekali operasi amputasi dilakukan di sini,” kata Ziad Abdul Jawad.

Erwin Y. Salim
[Laporan Utama, Gatra Nomor 9 Beredar Kamis, 8 Januari 2009]
ihwansalafy.wordpress.com/.../
sumber :http://www.flickr.com/photos/effarania/3169823715/in/photostream/

Archaeopteryx



Archaeopteryx lithographica, is the earliest bird in the fossil record, coming from the Late Jurassic lithographic limestone near Solnhofen, Germany. The first specimen was found in 1891, almost coincident with Darwin's publication of Origin of Species two years later, and ten more have since been found.

Archaeopteryx was about the size of a crow with short, broad wings and a long tail. While its feathers were similar to those of living birds, it had jaws lined with sharp teeth, three fingers ending in curving claws, and a long bony tail, in stark contrast to modern birds.

Archaeopteryx's many features of dinosaurs such as the jaws with teeth, tiny forelimbs with three claws, a long tail and a head covered with scales while body, wings and tail were covered with feathers as in a bird provides strong evidence of the dinosaur ancestry of birds, and, more generally, of the validity of the Theory of Evolution.

www.fossilmuseum.net/
fossilpictures-wpd
Archaeopteryx/
Archaeopteryx.htm

Saturday, January 23, 2010

sebuah klasik untuk masa depan, Sheila on 7

Intro: AM7
Bm AM7
Jabat tanganku, mungkin untuk yang terakhir kali
Bm F#m
Kita berbincang tentang memori di masa itu
Bm AM7
Peluk tubuhku usapkan juga air mataku
Bm F#m
Kita terharu seakan tidak bertemu lagi
D
Bersenang-senanglah
C#m
Karna hari ini yang kan kita rindukan
Bm AM7
Di hari nanti sebuah kisah klasik untuk masa depan
D
Bersenang-senanglah
C#m Bm E A
Karna waktu ini yang kan kita banggakan di hari tua
Reff:
D
Sampai jumpa kawanku
C#m
Smoga kita selalu
Bm AM7
Menjadi sebuah kisah klasik untuk masa depan
D
Sampai jumpa kawanku
C#m
Smoga kita selalu
Bm AM7
Menjadi sebuah kisah klasik untuk masa depan
Int: Bm C#m D E
C#m D E
D
Bersenang-senanglah
C#m
Karna hari ini yang kan kita rindukan
Bm E AM7
Di hari nanti...
Ke: Reff
Int: D C#m Bm AM7 (2x)
Bm AM7
Mungkin diriku masih ingin bersama kalian
Bm F#m
Mungkin jiwaku masih haus sanjungan kalian

Cypress Tree


Cypress is the name applied to many plants in the cypress family Cupressaceae, which is a conifer of northern temperate regions. Most cypress species are trees, while a few are shrubs. Most plants bearing the common name cypress are in the genera Cupressus and Chamaecyparis, but several other genera in the family also carry the name.

African Cypress (Widdringtonia species)
Bald, Pond, and Montezuma Cypresses (Taxodium species)
Chinese Swamp Cypress (Glyptostrobus pensilis)
Cordilleran Cypress (Austrocedrus chilensis)
Cypress (Callitropsis species)
Cypress (Cupressus species)
Cypress-pines (Actinostrobus species)
Cypress-pines (Callitris species)
"False" Cypress (Chamaecyparis species)
Fujian Cypress (Fokienia hodginsii)
Guaitecas Cypress (Pilgerodendron uviferum)
Patagonian Cypress (Fitzroya cupressoides)
Sargent Cypress (Cupressus sargentii)
Siberian Cypress (Microbiota decussata)

Inexplicably the Cupressaceae family also contains 13-16 other genera (not listed above) that as of yet do not bear cypress in their common names.
The word cypress is also used as a descriptor for the angiosperm vine in the bindweed family Convolvulaceae, known as the Cypress vine (Ipomoea quamoclit). The plant called "summer cypress" is Kochia scoparia (Amaranthaceae).
DNA analysis has shown that redwood trees are also in the cypress family.
Cypress trees can be used in the making of shingles. Joshua D. Brown, the first settler of Kerrville, Texas, made his living producing shingles from cypress growing along the Guadalupe River of the Texas Hill Country.(wikipedia.org)

Thursday, January 21, 2010

Orangutan Pongo Pygmaeus



The Malay word orangutan means "person of the forest." These long-haired, orangish primates, found only in Sumatra and Borneo, are highly intelligent and are close relatives of humans.

Orangutans have an enormous arm span. A male may stretch his arms some 7 feet (2 meters) from fingertip to fingertip—a reach considerably longer than his standing height of about 5 feet (1.5 meters). When orangutans do stand, their hands nearly touch the ground.

Orangutans' arms are well suited to their lifestyle because they spend much of their time (some 90 percent) in the trees of their tropical rain forest home. They even sleep aloft in nests of leafy branches. They use large leaves as umbrellas and shelters to protect themselves from the common rains.

These cerebral primates forage for food during daylight hours. Most of their diet consists of fruit and leaves gathered from rain forest trees. They also eat bark, insects and, on rare occasions, meat.

With arms reaching 7 feet (2 meters) from fingertip to fingertip, orangutans are aptly suited for a life in the trees of Southeast Asia.

Orangutans are more solitary than other apes. Males are loners. As they move through the forest they make plenty of rumbling, howling calls to ensure that they stay out of each other's way. The "long call" can be heard 1.2 miles (2 kilometers) away.

Mothers and their young, however, share a strong bond. Infants will stay with their mothers for some six or seven years until they develop the skills to survive on their own. Female orangutans give birth only once every eight years—the longest time period of any animal. The animals are long-lived and have survived as long as 60 years in captivity.

Because orangutans live in only a few places, and because they are so dependent upon trees, they are particularly susceptible to logging in these areas. Unfortunately, deforestation and other human activities, such as hunting, have placed the orangutan in danger of extinction.(nationalgeographic.org)

Human Brain


Photograph by Fred Hossler/Getty Images

The human brain is a 3-pound (1.4-kilogram) mass of jelly-like fats and tissues—yet it's the most complex of all known living structures. Up to one trillion nerve cells work together and coordinate the physical actions and mental processes that set humans apart from other species.(nationalgeographic.org)

Coronal Loops


Photograph courtesy NASA
Magnetism made visible: That describes virtually every feature on the sun, from sunspots to these soaring structures, called loops. Loops easily reach the height of ten Earths. Energy generated by the dynamics of smaller loops is likely the source of the solar corona's mysterious heat. The superheated gases that form the sun, mainly hydrogen and helium, exist in an electrified state called plasma. Below the surface, plasma can push and drag magnetic field lines. But when lines are strong enough to arc out, wildly conductive plasma follows.(nationalgeographic.org)

Tuesday, January 19, 2010

Rumah Untuk Keluarga Kecil



Pada rumah mungil sederhana ini berlaku satu tangga penghubung antar lantai untuk seluruh aktivitas di dalamnya (service, private maupun publik). Tetapi di situ justeru letak kekuatan karakter desainnya. Terlebih lagi dengan adanya vide (lubang penghubung antar lantai) maka hal ini akan semakin menghangatkan suasana interaksi penghuni di dalamnya.
Keterangan Gambar :
A. Teras Muka
B. Ruang Tamu
C. Ruang Makan
D. Ruang Kerja
E. Kamar Tidur Anak
F. Dapur
G. Kamar Mandi
H. Ruang Duduk
I. Kamar Tidur Utama
J. Jemur
K. Kamar Tidur Pelayan
L. Kamar Mandi/Cuci
M. Carport

Wednesday, January 13, 2010

PIP

MATERI PENGANTAR ILMU PENDIDIKAN
2SKS


A. Isu-isu pelaksanaan pendidikan yang terjadi di Indonesia (oleh Amich Alhumami)
1. Peningkatan mutu: Isu mutu pendidikan terkait (i) kualitas guru dan tenaga kependidikan (kepala sekolah, pengawas, penilik), (ii) kurikulum pengajaran, (iii) metode pembelajaran, (iv) bahan ajar, (v) alat bantu pembelajaran, dan (vi) manajemen sekolah. Keenam elemen ini saling berkait dalam upaya meningkatkan kualitas belajar-mengajar, yang berpuncak pada peningkatan mutu pendidikan.
2. Pemerataan akses: Pemerataan pendidikan merupakan isu paling kritis karena berkait erat dengan isu sensitif, yakni keadilan dalam memperoleh akses pendidikan. Memperoleh pendidikan yang layak merupakan hak asasi setiap warga bangsa yang dijamin konstitusi. Maka, pemerintah wajib memberi pelayanan pendidikan yang baik kepada seluruh masyarakat. Keberhasilan pelayanan pendidikan dapat dilihat dari angka partisipasi.
3. Efisiensi anggaran: Rendahnya alokasi anggaran pendidikan selalu mengemuka dalam perdebatan publik. Banyak pihak menuntut agar alokasi anggaran pendidikan dinaikkan guna mencapai tujuan (1) meningkatkan mutu dan (2) memperluas akses (pemerataan). Pemerintah telah memberi komitmen untuk meningkatkan anggaran pendidikan secara bertahap agar mencapai 20 persen dari APBN.

B. Pendidikan harus tetap berlanjut sepanjang hidup manusia! (oleh Hartoto)
PSH bertumpu pada keyakinan bahwa pendidikan itu tidak identik dengan persekolahan, PSH merupakan sesuatu proses berkesinambungan yang berlangsung sepanjang hidup. Ide tentang PSH yang hampir tenggelam, yang dicetuskan 14 abad yang lalu, kemudian dibangkitkan kembali oleh comenius 3 abad yang lalu (di abad 16). Selanjutnya PSH didefenisikan sebagai tujuan atau ide formal untuk pengorganisasian dan penstrukturan pengalaman pendidikan. Pengorganisasian dan penstruktursn ini diperluas mengikuti seluruh rentangan usia, dari usia yang paling muda sampai paling tua.(Cropley:67)
Berikut ini merupakan alasan-alasan mengapa PSH diperlukan:
1. Rasional
2. Alasan keadilan
3. Alasan ekonomi
4. Alasan faktor sosial yang berhubungan dengan perubahan peranan keluarga, remaja, dan emansipasi wanita dalam kaitannya dengan perkembangan iptek
5. Alasan perkembangan iptek
6. Alasan sifat pekerjaan

C. Faktor-faktor yang harus diperhatikan untuk memilih metode yang tepat dalam proses pendidikan (oleh Pak Dhe Sofa)
Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan metode mengajar di antaranya adalah faktor tujuan pembelajaran, karakteristik materi pelajaran, faktor siswa, faktor alokasi waktu, dan fasilitas penunjang. Pembelajaran merupakan kegiatan yang bertujuan yang banyak melibatkan aktivitas siswa dan aktivitas guru. Untuk mencapai tujuan pengajaran perlu adanya metode mengajar. Pemilihan metode mengajar harus mempertimbangkan pengembangan kemampuan siswa yang lebih kreatif inovatif dan dikondisikan pada pembelajaran yang bersifat problematis. Pembelajaran yang memungkinkan siswa belajar secara mandiri dan belajar secara kelompok. Metode mengajar memiliki fungsi sentral dalam pembelajaran diantaranya yaitu sebagai alat atau cara untuk mencapai tujuan pembelajaran. Tujuan pembelajaran yang harus dikembangkan berdasarkan ranah tujuan kognitif, afektif dan psikomotor. Ranah tujuan tersebut akan memungkinkan dicapai pada tujuan yang bersifat umum. Setiap pemilihan metode mengajar harus didasarkan pada hasil kajian antara perilaku yang diharapkan dengan cara yang akan ditempuh dalam pembelajaran.
D. 4 (empat) aliran pendidikan yang anda ketahui dan jelaskan perbedaan pandangan dari keempat aliran pendidikan tersebut!
1. Aliran nativisme”perkembangan seorang anak ditentukan oleh pembawaannya”.
2. Aliran naturalisme (JJ Rousseu)”anak itu lahir dengan sifat-sifatnya sesuai dengan alamnya sendiri”
3. Aliran predestinasi/predeterminasi”perkembangan anak ditentukan oleh nasibnya”.
4. Teori Empirisme atau Tabularasa (John Lock)”anak dilahirkan dalam keadaan bersih, tidak ada pembwaan apa-apa seperti sehelai kertas yang masih kosong”.
5. Teori Konvergensi:Perkembangan anak tidak hanya ditentukan oleh pembawaan saja dan tidak oleh lingkungan saja akan tetapi oleh dua-duanya.
6. Emanual Kant”manusia tidak lain adalah hasil dari pendidikan ,oleh karena itu berarti bahwa pendidikan sanggup membuat manusia yang bagaimana saja”. dan lainnya mikir sendiri
E. 4 (empat) tantangan dalam menghadapi globalisasi yang dimaksud dan jelaskan yang anda tawarkan untuk menjawab tantangan tersebut!
Tantangan bagi Pendidikan Indonesia (Onno W. Purbo: Pengamat Pendidikan ITB)
1. Perubahan mendasar kebijakan dunia pendidikan
2. Pergeseran drastis paradigma pendidikan
3. Sumber ilmu pengetahuan tidak lagi terpusat pada lembaga pendidikan formal (SD, SMP, SMU, Perguruan tinggi) yang konvensional.
4. Kurikulum akan selalu berubah beradaptasi dengan berbagai perkembangan sesuai dengan collective wisdom yang diperoleh dari waktu ke waktu.
Penawaran:
1. Pembentukan platform untuk diskusi, komunikasi & pengambilan keputusan
2. Akumulasi pengetahuan yang dihasilkan secara lokal
3. Re-engineering metoda pengajaran & pendidikan
4. Sertifikasi Global & Akreditasi professional
5. Orientasi global
6. Partnership & Aliansi strategis
7. Re-engineering management kampus, utk menghilangkan dimensi fisik kampus
8. Re-engineering management kampus, untuk menghilangkan dimensi waktu
9. Re-engineering otoritas perguruan tinggi
F. Dampak perkembangan teknologi bagi perilaku manusia!
1. Footless Humanity: manusia tanpa kaki
2. Placeless Society: masyarakat tanpa tempat
3. Vertical Organization: manusia tidak tergantung tempat dan waktu
4. Limited Information: masyarakat tanpa batasan informasi

Monday, January 04, 2010

Bersyukurlah karena kamu masih diberi kesehatan!


Kesehatan adalah mahkota yang ada di atas kepala orang yang sehat, dan tidak mengetahui nilainya kecuali orang yang sakit.
Hindarilah obat selama badanmu mampu mengatasi penyakit.Namun, jika ia sudah tidak mampu mengatasi penyakit, maka berobatlah.(Sabda Rasulullah SAW)
Berjalanlah dengan penyakitmu pada apa-apa yang dia berjalan denganmu (Imam Ali as)
Perut adalah sumber penyakit, dan diet adalah induk segala obat.(sabda Rasulullah SAW)
Engkau harus memperhatikan makanan bukan obat.
Hendaklah makanan yang kamu makan menjadi obat bagimu.
Tidaklah Allah menciptakan suatu penyakit kecuali Allah menciptakan obatnya kecuali mati.(sabda Rasulullah SAW)
Obatmu terdapat dalam dirimu, manum kamu tidak menyadarinya.(Amirul Mu’minin Ali bin Abi Thalib as)
Orang yang terpesona harta dan angan-angan tidak mengetahui dua hal yang menyelamatkan, ilmu dan amal.

Sir Alex Fleming (1881-1955)


Ilmuwan kelahiran Skotlandia ini berhasil menemukan penisilin, yaitu antibiotik yang dihasilkan oleh jamur Penicillium notatum. Zat temuannya ini dapat digunakan untuk membunuh banyak jenis bakteri yang berbahaya bagi tbuh manusia.

Karl Landsteiner (1863-1943)


Seorang ilmwa Austri. Ia tokoh yang menemukan bahwa darah manusia terbagi menjadi empat kelompok yang sekarang dikenal dengan golongan darah O, A, B dan AB. Dengan penemuannya tersebut, kita dapat mentransfer darah dengan aman.

Charles Darwin (1809-1882)


Lahir di Inggris, Dia sangat terkenal sebagai ahli Bioligi karena teorinya tentang evolusi melalui seleksi alam. Pendapat ini berdasarkan pelayarannya dengan kapal HMS Beagle ke kepulauan Galapags. Ia menerbitkan penemuannya dalam buku yang berjudul The Origin of Species by Natural Selection.

Lazzaro Zpallanzani(1729-1799)


Adalah seorang ilmuwan Itali yang mengemukakan bahwa pernafasan tidak hanya terjadi dalam paru-paru, melainkan juga disemua sela dalam jaringan tubuh. Dia juga menemukan bahwa darah berfungsi untuk mendistribusikan oksigen dan mengumpulkan karbon dioksida.

Carolus Linnaeus (1707-1778)


Seorang pekerja yang sangat cermat dan tidak mengenal lelah. Ia dikenal sebagai pencetus metode ilmiah modern dalam penamaan dan pengklasifikasian tumbuhan dan hewan. Ilmuwan kelahiran Swedia ini memberi nama semua bentuk kehidupan dengan menggnakan sistem penggolongan binomial.

Ancient Egypt


The ancient Egyptians live in the rich and fertile valley on the river Nile, which flowed from Central Africa, in the south, to the Mediterranean sea, in the north. From around 3100BC, they built a great civilization along the riverbanks which lasted for almost 3000 years. Ancient Egypt was governed by 31dynasties (families) of kings, who were known as pharaohs. Pharaohs were believed to be gods on Earth.
Throughout their long history, the Egyptians worshiped many gods, each responsible for a different aspect of daily life. Their main god was Ra, the sun god. He was reborn every morning at dawn and traveled across the sky during the day. In the form of the sun, Ra brought life to Egypt. He made the plants grow and the animals strong. The ancient Egyptians called their pharaohs the sons of Ra. Pharaohs were said to be immortal, which that they would never really die. They were buried in vast pyramids and, later, elaborate underground tombs. Special objects and treasures were buried with them, to ensure that hey traveled safety to the after life. The Egyptians believed that everything in life was controlled by the Gods. They worshiped them in order to keep them happy and gain their protection. People tried to lead good lives so that after death they could enter the next world, which they called the Field of Reeds. They thought this was something like a perfect version of Egypt itself. To get there, first they had to pass through the dangerous Duat (underworld). Then they were judged by Osiris, god of the after life. If they had lived a good life and passed the test, they would live forever in the fields of Reeds.
The Egyptians paced detailed handbooks on their coffins to help them in this quest. These instruction manuals contained spells for the dead person to recite at each stage of the journey through the Duat. The most famous of these manuals is the Book of the Dead.